Sabtu, 03 Oktober 2009

catatan semantik

1. Makna Non-Referensial adalah sebuah kata yang tidak mempunyai referens atau tidak ada acuannya dalam dunia nyata.
Contoh pada kata-kata seperti dan, atau, dan karena.
2. Makna Konseptual adalah makna yang dimiliki oleh sebuah leksem terlepas dari konteks atau asosiasi apapun.
Contoh :
• kata kuda memiliki makna konseptual ‘sejenis binatang berkaki empat yang biasa dikendarai’.
• Kata rumah memiliki makna konseptual ‘bangunan tempat tinggal manusia’.
• Kata buaya memiliki makna konseptual ‘sejenis binatang reptil buas yang memakan binatang apa sajatermasuk bangkai’.
3. Makna Asosiatif adalah makna yang dimiliki sebuah leksem atau kata berkenaan dengan adanya hubungan kata itu dengan sesuatu yang berada di luar bahasa. Makna asosiatif merupakan asosiasi yang muncul dalam benak seseorang jika mendengar kata tertentu. Asosiasi ini dipengaruhi unsur-unsur psikis, pengetahuan dan pengalaman seseorang.
Contoh:
• Kata melati berasosiasi dengan sesuatu yang suci atau kesucian.
• Kata merah berasosiasi dengan berani atau juga ‘paham komunis’.
• Kata buaya berasosiasi dengan ‘jahat’ atau ‘kejahatan’.
4. Makna Idiom adalah satuan ujaran yang maknanya tidak dapat “diramalkan” dari makna unsur-unsurnya. Baik secara leksikal maupun gramatikal.
Contoh:
• Hari ini koruptor itu akan di bawa ke meja hijau(pengadilan).
• Pak Amin membanting tulang(bekerja keras) demi mencukupi kehidupan rumah tangganya.
• Laki-laki tua itu menjadi kambing hitam(orang yang dipersalahkan) dalam persoalan perusahaannya.
5. Relasi makna adalah hubungan semantik yang terdapat antara satuan bahasa yang satu dengan satuan bahasa lainnya. Satuan bahasa di sini dapat berupa kata, frase, maupun kalimat; dan relasi semantic itu dapat menyatakan kesamaan makna, pertentangan makna, ketercakupan makna, kegandaan makna, atau juga kelebihan makna.
Homonimi adalah ‘relasi makna antarkata yang ditulis sama atau dilafalkan sama, tetapi maknanya berbeda’. Kata-kata yang ditulis sama tetapi maknanya berbeda disebut homograf, sedangkan yang dilafalkan sama tetapi berbeda makna disebut homofon. Contoh homograf adalah kata tahu (makanan) yang berhomografi dengan kata tahu (paham) dan buku (kitab) yang berhomografi dengan buku (tempat pertemuan dua ruas), sedangkan kata masa (waktu) berhomofono dengan massa (jumlah besar yang menjadi satu kesatuan).
 Polisemi adalah sebuah kata atau satuan ujaran yang mempunyai makna lebih dari satu.
Contoh:
• Kepalanya (bagian tubuh manusia) berdarah karena terbentur dinding.
• Kepala kantor (ketua atau pimpinan) itu sangat tegas kepada anak buahnya.
• Kepala surat ( sesuatu yang berada di sebelah atas) biasanya berisi nama dan alamat kantor.
Sinonimi adalah hubungan semantik yang menyatakan adanya kesamaan makna antara satu satuan ujaran dengan satuan ujaran lainnya. Contoh:
• Kata betul bersinonim dengan kata benar.
• Kata diabetes bersinonim dengan kata kencing manis.
• Kata bini bersinonim dengan kata istri.
Antonimi adalah hubungan semantic antara dua buah satuan ujaran yang maknanyamenyatakan kebalikan, atau kontras antara yang satu dengan yang lain. Contoh:
• Kata cantik berantonim dengan kata jelek.
• Kata baik berantonim dengan kata buruk.
• Kata mati berantonim dengan kata hidup.
Hiponimi adalah hubungan semantik antara sebuah bentuk ujaran yang maknanya tercakup dalam makna bentuk ujaran yang lain. Conoh:
Burung
Merpati terkukur perkutut cendrawasih cucakrawa kepondang
Meronimi adalah ‘relasi makna yang memiliki kemiripan dengan hiponim karena relasi maknanya bersifat hierarkis, namun menyiratkan pelibatan searah, tetapi merupakan relasi makna bagian dengan keseluruhan’. Contohnya adalah atap bermeronimi dengan rumah.
Makna Asosiatif adalah asosiasi yang muncul dalam benak seseorang jika mendengar kata tertentu. Asosiasi ini dipengaruhi unsur-unsur psikis, pengetahuan, dan pengalaman seseorang. Contoh makna denotatif vila adalah rumah peristirahatan di luar kota. Selain itu, bagi kebanyakan orang Indonesia vila juga mengandung makna asosiatif ’gunung’, ‘alam’, pedesaan’, ‘sungai’, bergantung pada pengalaman seseorang.
Makna Afektif adalah sesuatu yang berkaitan dengan perasan seseorang jika mendengar atau membaca kata tertentu. Perasaan yang muncul dapat positif atau negatif. Contoh makna afektif yang positif yaitu kata jujur, dermawan, bijaksana, adil. Sedangkan contoh makna afektif negatif yaitu korupsi, kolusi.
Makna Situatif adalah kata-kata yang memiliki fungsi deiktis – seperti pronominal persona (saya, kamu, anda), pronominal penunjuk (ini, itu), nomina yang merupakan keterangan waktu (lusa, besok, minggu depan), dan keterangan tempat (di sini, di sana, di dalam).
Makna Etimologis adalah sesuatu yang berkaitan dengan asal-usul kata dan perubahan makna kata dilihat dari aspek sejarah kata. Makna etimologis suatu kata mencerminkan perubahan yang terjadi dengan kata tertentu. Perubahan makna dapat menyempit atau meluas. Sebagai contoh, kata sarjana yang dalam bahasa sanskerta bermakna ‘orang-orang yang cakap, cerdik cendikia’, kini maknanya menyempit menjadi ‘gelar strata satu yang dicapai oleh seseorang yang telah menamatkan pendidikan di perguruan tinggi.

Tidak ada komentar: